Tuesday, October 21, 2008

WARKAH BUAT TEMAN

Ketika denyut nadiku tersekat..
madahmu mengalir di segenap ruang jiwa
menghela nafasku...
ketika hembusan angin terhenti...

dan ketika aku terasa hangat
bicara mu menyejukkan
ketika aku dalam kesamaran
suara hati mu memberi warna dan makna

tapi.....
ketika bicara mu tiada
pilu ku dalam kebekuan
tumpahlah air mataku
yang sarat dengan gelora yang membara

satu misteri yang tak pernah terungkap
kerana sinar mata tajam menyimpan rahsia
sampai waktu juga yang mampu mengurai
bila masaku dihentikan....

Kelmarin...
entah bila ku kenali diri mu
berseloka...
berbicara
hati terasa..

bicara mu
puisi mu
pantun mu
pengubat rindu...

di kala mendung selubung hariku
ada mentari menyelinap di jendela hati

terima kasih teman
kerana sudi menyentuh hati
mengisi hari-hari nan sunyi
walau sekadar di alam fantasi.....

besok2 yang belum tentu pastinya
ku berdoa
moga persahabatan yang kita bina
akan kekal nyata...

Sesungguhnya amat terharu...
bicara yang pilu
siapa sangka pertemuan dulu
sendamu penghibur duka ku

saat itu...
madahmu dilayur mendayu-dayu
membuat hati terpaku
membuat hati merindu

sekian lama menunggu
menyapa aku malu
seketika madah berhenti mendayu
hati berani bertamu
lalu bermulalah irama
untuk sebuah lagu....

kini....
ucap terima kasih itu
ku pulang kembali
kerana tidak layak ku mengerti
tiada apa yang ku beri
untuk itu tidak perlu ucap terima kasih
tapi seketika ucap itu tulus
aku hargai..
kerana apa yang kita kongsi
amat ikhlas sekali...!!!

Melewati hari-hari yang berlalu..
tanpa teman di sisi
sunyi diri
sepi hati
jiwa terasa
rindu membara

bagai nakhoda di tengah laut rindu
menuju pelabuhan nann satu

tika gelora itu membuak ganas
kapal kecil itu karam
tangan mengapai-gapai
memohon bantuan

di saat itu
ada tangan menyambut
ikatan terbina
senyum dan tawa
sepi pun pergi
seri kembali

namun ku sedar
perjalanan ke pelabuhan masih jauh
dan satu hari
bila sampai ke destinasi.....

di akhir pelayaran itu
kasihan bertukar kasih
sayu bertukar sayang
jiwa bergelora sekuat badai samudra
Antara Nyata dan Maya..
bagaimana seharusnya..
ikatan selama terbina..

bagaimana akhirnya..
pabila kapal berlabuh di pelabuhan?????

Semalam....
aku insan yang menyepi
duduk di atas bara kehampaan
kerana nyanyian kasihmu teman....
terhenti iramanya

lalu....
langkah-langkah bersama sendu..
membawanya tiba ke pantai sendu

di situ
kulihat ada huluran tangan yang mengapai
menyambutnya aku malu...
membiarkan kau pilu...
dalam diam...
kau merenung dalam

lama dihayati...
akhirnya kau terjun
menyelami bumi laut
untuk mencapai gapaian itu
ingin sekali ku genggamnya
namun aku tidak terdaya...

Ada salammu yang datang
menghulur wanginya untuk ku
ingin manjengah hati seorang teman
persis air bersih
yang baru turun dari perdunya

datangmu...
meniup serunai malam
mengerti pula rentak hatiku
pandai menyusun kata

setangkai bunga
di bawah pohon rendang
terpinggir tidurku
yang terganggusecalit pilu...
meretakkan seri bulan
setitik sendu
diterik bahang mentari
tersentuh di hati

lalu berdarah semula
kerana luka lalu belum sembuh
sehingga kini....
dan akan terus mengalir darah

moga tiada gempita
lorong depan mu
hanya doa manis
dapat ku kirimkan
dalam sayu ingatan dan kenangan
meniti biangla kehidupan...

Apalah yang dapat dikata..
tiada kata seindah madah...

temann..
sedarku dari lamunan rindu
di pantai hati mu
di tika fajar menyinsing
sedarku dari mimpi nan pilu
pantai hati aku lukai
oh!... berdosanya diri ini
jahatnya hati ini
oohh!!...

temann...
dipantai hati nan rindu ini
bait-bait puisi yang tersusun
madah-madah yang ku alun
gurindam yang ku sulam
membangkit kenangan silam
lalu luka kembali berdarahan

maafkan daku teman
menumpang bicara rindu di pantai hatimu
menumpang lukisan hati di pesisiranmu
sungguh tiada maksudku
merusuh pantai yang damai ini
dengan ombak amuk badai rinduku
sesungguhnya teman
dikaulah tempat ku mengadu

sayangnya
pabila rinduku berlagu sendu
madah yang ku gubah
pantun yang kualun
puisi yang ku pateri
gurindam yang ku sulam
ada jiwa yang menangis
ada hati yang terguris
ada luka kembali terhiris...

oh!... biarlah kapal ini...
beredar dari pelabuhan hati
biarlah berlalu pergi
jika kehadiran hanya melukakan pantai hati
yang sungguh suci murni
yang sungguh ku sanjungi ku SAYANGI
biarlah kapal ini membelah badai samudra rindu tiada haluan
biarlah tangan mengapai sendirian
biarlah...

oh!... di manakah
dapat ku cari teman...
Temann seperbicara..

(mampukah daku belayar sendirian mengharung badai samudra)

namun...
segala kenangan bersama
bisikkan bicaramu
canda nan mesra mu
rindu yang bertamu
akan ku kenang selalu
kan ku bawa ke alam mimpi ku

biar patah layar sendu ku
biar patah dayung pilu ku
ku harung tentu
biar ombak badai lemas menghempas
biarlah...
untuk melukakanmu bukan niatku..

namun kenangan bersama tak mungkin ku lupa
untuk itu ku ucap terima kasih

terima kasih teman
mengizinkan daku singgah di pantai hati mu
bermain dengan ombak seri mu
mendengar desir bayu mu
bercanda di pasir putih mu
berseloka dengan camarmu
sesungguhnya teman
daku gembira di samping mu

sekali lagi teman
pengemis rindu ini meminta maaf
kiranya ketika di pantai ini
kurang adabku
salah tingkah ku
lalu candaku menguris hati mu

namun teman...
sepanjang di pantai ini..
aku sungguh gembira
oh!... kalaulah aku sang camar..
yang saban hari
mengunjungi...
pantai hati mu...

Temannn...
oohh!...kejamnya aku ini..
sehingga membuat orang lain rasa berdosa

patah dayung pilu mu
ada dayung lain menanti
sedang patahnya dayung rinduku
akan karamlah aku dilambung badai

ketika ku sahut lagu rindu mu
pantai kita sering diamuk rindu..
tapi pantai aku tidak berpelabuhan
sedangkan kapal mu akan belayar
dan akan tiba ke pelabuhannya nanti

temannn...
pantun mu...madah mu...gurindam mu...
dan tutur suara hati mu
akan menjadi bekalan rinduku yang sepi kelak

mampukan aku mengharung semua itu..??
mampukah aku menyusur pantai ku ini..?
aduuuhhh!!.. akan bersimbahlah air mata
di pesisir pantai ku
akan bermandilah lautan biru itu
dengan darah rindu ku...
yang tumpah keluhan rasa seorang perempuan

lukisan rindu yang kita lakar di pesisir pantai
akan tetap ku jaga tidak ku rela dihakis gelora laut
bicara rindu kita akan ku sangkut pada dedaun di pohon
bila angin berhembus nanti
dedaun akan bergoyang mengalun irama
dan berbisiklah kepada mu...
getaran rindu kita yang dijarakkan oleh keadaan
dan dedaun yang gugur...
akan ku kutip
dan ku simpan di saku memori

sesungguhnya temannn...
aku kini menjadi penghitung masa
membilang hari-hari pelayaran sebuah kapal..
yang akan meninggalkan pantai ini
untuk menuju ke pelabuhan yang tetap

teman...
usah persalahkan diri mu
pasrahlah kepada keadaan..
aku sebenarnya tidak menyalahkan sesiapa
canda mu nan mesra..
bersatu dalam rindu..
bertamu dalam diri..

terima kasih juga buat temannn..
kerana mengizinkan aku
bermanja dengan madah bicara mu
berkhayal dengan puisi mu
dan lena bersama mimpi mu

sesungguhnya gembira mu..
adalah kerana ceria mu
terima kasih juga
kerana membiarkan ketukan ku
terus berlagu di pintu mu
maafkan aku temann..
kerana membiarkan air mata ini menitis..
tidak ku hirau jiwa ku menangis
tidak ku endah sukma ku terhiris..
segenggam duka ini
sebenarnya adalah mahu ku

maafkan aku temannn...
kuntum-kuntum nasihat yang kau sembah
tetap ku hargai...
akan ku buat pembalut harapan ini
andai kapal itu tidak lagi berpatah
ke pengkalan ini...
sekali aku mohon maaf..
kesilapan yang teranyam..
sebenarnya adalah kehendak takdir
jangan pula pengertian temannn itu
umpama retak menanti belah..
sesungguhnya...
pengertian seorang 'teman'...
adalah lebih murni dari seorang 'kekasih'..

Terima kasih kerana pernah menganggap aku sebagai Temanmu...

No comments: